Selasa, 15 Maret 2011

25. KISAH NABI MUHAMMAD SAW

KELAHIRAN NABI MUHAMMAD
Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabi’ul awwal tahun gajah atau “Ammul Fiil”. Disebut demikian karena pada tahun itu Raja Abrahah datang ke Mekkah bersama bala tentaranya dengan menunggang kendaraan gajah hendak menghancurkan Ka’bah. Tetapi kemudian Allah menghancurkan bala tentara itu dengan burung ababil yang membawa batu kecil dari neraka.
Menurut kalender masehi maka tanggal lahir beliau adalah pada tanggal 20 april 571M.

MUHAMMAD DISUSUKAN
Ayah beliau Bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, sedangkan sang ibu bernama Aminah. Ayahnya meninggal ketika Muhammad berada dalam kandungan berusia enam bulan.
Sesudah beliau lahir, seperti kebiasaan orang Arab pada saat itu, maka beliau disusukan kepadda wanita desa, wanita yang beruntung dapat menjadi ibu susu Nabi Muhammad adalah agar dapat berbicara bahasa Arab dengan fasih, karena bahasa pedesaan saat itu masih murni.
Beliau berada di pedesaan hingga berusia lima tahun. Sesudah itu beliau di kembalikan kepada orang tuanya di Mekkah.

KEMATIAN IBUNDANYA
Ketika beliau berumur enam tahun beliau diajak ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya di Madinah. Sesudah itu mereka hendak pulang ke Mekkah.
Di tengah perjalanan antara Mekkah dan Madinah tepatnya di Abwa, Aminah jatuh sakit dan meninggal dunia. Denga demikian Muhammad menjadi yatim piatu sejak berusia enam tahun.

SANG KAKEK PUN MENINGGAL DUNIA
Selanjutnya beliau diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Abdul Muthalib adalah seorang tokoh pemuka quuraisy yang cukup disegani masyarakat Mekkah. Namun beliau hanya dua tahun saja dalam asuhan sang kakek. Ketika beliau berusia delapan tahun sang kakek meninggal dunia.

DALAM ASUHAN ABU THALIB
Kini beliau diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Kasih sayang Abu Thalib kepada Muhammad pun tidak kurang bagaikan ayah kandung sendiri. Bahkan dirasa lebih besar dari anak-anaknya sendiri. Hal ini disebabkan Muhammad memiliki sifat-sifat yang baik dan terpuji. Abu Thalib bukanlah termasuk orang kaya, sehingga dalam asuhan Abu Thalib Muhammad mengembalakan kambing untuk menambah pengasilan keluarga.

PERGI KE SYAM BERSAMA PAMAN UTUK BERDAGANG
Pada usia 12 tahun Muhammad diajak pamannya ke Syam untuk berdagang. Sesampainya di Busyra mereka bertemu seorang pendeta Nashrani yang bernama Buhaira. Pendeta tesebut menasihati Abu Thalib agar segera membawa keponakannya kembali ke Mekkah, sebab ia khawatir orang-orang Yahudi akan membunuh Muhammad. Karena jelas sekali pada diri Muhammad terdapat tanda-tanda kenabian.

BEKERJA PADA KHADIJAH
Sepulangnya dari Syamm Muhammad kembali menggembalakan kambing. Ketika berusia 15 tahun ia sempat menyaksikan perang fijar yakni peperangan antara suku Quraisy yang mempertahankan kesucian kota Mekkah dari ancaman suku Quraisy.
Sesudah dewasa ia bekerjasama dengan seorang janda yang bernama Khadijah. Muhammad membawa dagangan Khadijah ke Syam. Dalam perjalanan ke Syam ia selalu diiringi oleh pembantu Khadijah yang bernama Maysaroh.
Pulang dari negeri Syam dia membawa keuntungan yang cukup besar. Karena kejujurannya itu Khadijah tertarik dan ingin mengawini Muhammad.

PERKAWINAN DENGAN KHADIJAH
Beberapa hari setelah pulang dari negeri Syam, Abu Thalib menerima lamaran dari Khadijah bahwa Khadijah ingin menikah dengan Muhammad. Abu Thalib sendiri tak keberatan dan berlangsunglah perkawinan itu. Saat itu Muhammad berusia 25 tahun sedangkan Khadijah berusia 40 tahun.

MENDAMAIKAN PEMUKA-PEMUKA QURAISY
Pada suatu ketika terjadilah banjir yang melanda Mekkah sehingga Ka’bah yang mereka hormati rusak. Para pemuka Quraisy sepakat memperbaikinya.
Suatu hendak meletakan Hajar Aswad pada tempatnya, terjadilah perselisihan. Masing-masing merasa berhak untuk meletakan batu itu. Masing-masing kepala suku berebut.
Perselisihan meruncing, hamper saja terjadi pertumpahan darah. Pada saat itulah Muhammad tampil ke muka dengan mengajukan usul menarik.
Muhammad meminta sehelai kain untuk dihamparkan. Lalu Hajar Aswad diletakan di tenga-tengah kain. Kemudian masing-masing kepala suku diminta memegang bagian tepi kain kemudian diangkat bersama-sama. Ketika hendak meletakan Hajar Aswad, Muhammadlah yang melakukannya. Dengan demikianlah puaslah semua pihak. Nama Muhammad semakin terkenal sejak peristiwa itu.

DIBERI GELAR AL-AMIN
Sejak kecil, kanak-kanak hingga dewasa beliau telah dikenal sebagai orang yang jujur, tidak pernah berkata kotor, tidak pernah berbohong dan tidak pernah berbuat ma’syiat.
Karena kejujurannya dalam berkata dan bersikap itulah kemudian Muhammad diberi gelar Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.
Ia juga tidak pernah menyembah berhala, juga tidak pernah memakan daging yang disembelih untuk korban berhala.

WAHYU PERTAMA TURUN
Pada usia 40 tahun Muhammad suka menyendiri bertahanus di gua Hira’. Beliau ingin mendekatkan diri kepada Allah.
Tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan datanglah malaikat Jibril membawa wahyu pertama.
Mula-mula Muhammad ketakutan dan gemetaran melihat kedatangan JIbril. Kemudian Jibril merangkulnya. Beliau semakin ketakutan, tubuhnya menggigil. Setelah dilepas, malaikat Jibril berkata :
“Bacalah !”.
“Aku tidak bisa membaca,” jawab Muhammad.
Jawaban itu diulanginya hingga tiga kali. Akhirnya ia berkata kepada Jibril : “Apa yang kubaca ?”.
Kemudian Jibril membacakan surah Al-‘Alaq ayat satu sampai ayat lima.
Sesudah itu ia pulang dengan tubuh gemetar. Beliau disambut oleh Khadijah yang sangat setia dan memperhatikannya. Beliau di selimuti oleh Khadijah dan dihiburnya dengan kata yang menentramkan jiwa.
Lalu Kahdijah pergi kerumah anak pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal unutk berkonsultasi. Waraqah memberitahukan bahwa yang datang kepada Muhammad adalah malaikat Jibril yang pernah datang juga pada Nabi Musa. Jadi Muhammad akan diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul.

WAHYU KEDUA
Sesudah wahyu yang pertama, selama dua setengah tahun beliau tidak menerima wahyu lagi. Beliau khawatir akan terputus, maka ia pergi ke gua Hira’ lagi.
Ketika ia menengadahkan wajahnya ke langit tampaklah malaikat Jibril. Beliau ketakutan dan segera pulang ke rumah. Beliau meminta kepada Khadijah agar diselimuti. Dalam keadaan berselimut itu, datanglah malaikat Jibril menyampaikan wahyu kedua yang artinya :
“Hai orang yang berselimut ! Bangunlah dan berilah peringatan. Besrkanlah Nama Tuhanmu, Bersihkanlah pakaianmu, jauhilah perbuatan ma’syiat, janganlah kamu memberi karena hendak memperoleh yang lebih banyak. Dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi perintah Tuhanmu. (QS. Al-Mudatstsir : 1-7).
Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa Muhammad diperintahkan menyampaikan risalah –Nya yaitu mengajak manusia menyembah Allah Maha Esa.

DAKWAH SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI
Setelah beliau menerima wahyu untuk berdakwah, maka yang pertama beliau lakukan adalah berdakwah secara sembunyi-sembunyi kepada keluarga, teman dan orang-orang dekatnya. Yang pertama kali beliau ajak adalah istri beliau sendiri, Khadijah. Kedua adalah Ali bin Abi Thalib lalu Zaid nim Haritsah. Sesudah itu beliau mengajak teman akrabnya yang berasal dari golongan orang tua yakni Abu Bakar ash Shiddiq.
Setelah Abu Bakar masuk islam, maka banyaklah orang-orang yang mengikutinya antara lain : Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Abdur Rahman bin ‘Auf, Thalhah bin Uabaidillah, Abu Ubaidah bin Jarrah, Arqam bin Abil Arqam, Fatimah bin Khattab. Mereka inilah yang dikenal sebagai golongan yang pertama kali masukI Islam atau “Assabiqunal Awwalun”.
Mereka biasa mendapatkan pelajaran tentang Islam di rumah Arqam bin Abil Arqam.

BERDAKWAH SECARA TERANG-TERANGAN
Selama tiga tahun lamanya, Rasulullah berdakwah secara sembunyi-sembunyi, kini datanglah perintah untuk berdakwah secara terang-terangan.
Namun sebagaimana Nabi-nabi sebelum beliau, ajakannya ditolak oleh sebagian besar kaumnya. Hanya sedikit yang mula-mula menerima ajakan beliau.
Walaupun demikian beliau terus bersabar dan tetap melakukan dakwah dengan bijaksana. Orang-orang kafir mulai jengkel. Mereka meminta Abu Thalib untuk menyuruh beliau menghentikan dakwahnya. Tetapi hal itu dijawab oleh beliau : “Demi Allah wahai paman, jika sekiranya mereka mampu meletakan matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kiriku dengan maksud agar aku menghentikan pekerjaan ini (dakwah) sehingga agama ini tersiar keseluruh permukaan bumi atau aku akan binasa karenanya, namun aku tidak akan menghentikannya”.
Mendengar tekad keponakannya yang membaja ini, Abu Thalib berkata : “Pergilah dan katakanlah apa yang kamu kehendaki, demi Allah aku tidak akan menyerahkan kamu karena suatu alasan apapun selamanya.”

PENGANIAYAAN TERHADAP RASULULLAH DAN PENGIKUTNYA
Melihat Rasulullah masih tetap menjalankan dakwahnya dan terus menghina sesembahan mereka berupa patung tersebut,orang-orang kafir mulai gatal. Terlebih setelah mereka amati makin banyak saja orang yang masuk islam dan mengikuti ajakan Muhammad, maka mereka mulai menganiya beliau.
Misalnya, ketika beliau sedang shalat dan bersujud di Masjidil Haram, tiba-tiba Abu Jahal datang sambil mengangkat batu besar dan hendak ditimpahkan kepada beliau. Mendadak tubuh Abu Jahal gemetar dan pucat pasi karena ketakutan.
Beliau juga pernah dilempari kotoran unta diatas kuduk beliau. Dan ketika pulang dari masjid beliau ditaburi debu dan pasir pada wajah beliau.
Yang keterlaluan adalah ulah Uqbal bin Abi mu’ith, ketika beliau Shalat di Masjidil Haram tiba-tiba orang kafir itu menjerat leher beliau dengan dengan selendang yang beliau pakai sehingga beliau tidak berdaya untuk melepaskannya.
Unutunglah saat itu datang Abu Bakar dan langsung memitiing dan menghempaskan dia dari Rasulullah.
Beberapa pengikut beliau yang juga mendapat perlakuan kejam antara lain adalah Bilal bin Rabah, yaitu seorang budak milik Umayah bin Khalf. Bilal ditelentangkan diatas pasir di bawah terik Matahari dan dadanya ditindih dengan batu besar. Ia dipaksa meninggalkan Islam namun ia tetap teguh dan imannya bertambah tebal.
Bilal akhirnya dibebaskan oleh Abu Bakar setelah ditebus dengan harga yang cukup mahal.
Sahabat Rasulullah yang lain yang disisksa diluar batas kemanusiaan adalah Amar bin Yasir beserta kedua orang tuanya. Mereka disiksa pada waktu dzuhur yaitu pada matahari sedang terik diatas kepala. Ketika Muhammad lewat beliau menghibur mereka : “Bersabarlah hai keluarga Yasir karena sesungguhnya yang telah dijanjikan kepada kalian adalah Surga.”
Sahabat Habab bin Arats juga disiksa lebuh kejam lagi. Ia dutusuk-tusuk dengan besi panas pada punggungnya agar meninggalkan islam, tetapi ia masih tetap tabah dan memilih islam sebagai agamanya.

HIJRAH KE ETHIOPIA
Keganasan kaum kafir makin merajalela. Pengikut Rasulullah yang berasal dari kaum lemah semakin banyak jumlahnya. Malaikat penderitaan mereka , Rasulullah tidak sampai hati. Akhirnya beliau memerintahkann mereka untuk hijrah ke Ethiopia.
Raja Habsyah di Ethiopia ternyata mau menerima mereka dengan senang hati. Mereka mendapatka perlindungan sepenuhnya. Rombongan pertama terdiri dari 10 laki-laki dan 4 wanita. Rombongan kedua berjumlah 100 orang, diantaranya adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam dan lain-lain.
Rasulullah tetap berada di Mekkah. Pada waktu masuklah seorang pembesar Quraisy yang amat ditakuti yaitu Ummar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah juga masuk islam. Dengan masuk islamnya dua orang panglima yang perkasa itu, pihak kafir Quraisy semakin khawatir akan merosotnya kedudukan mereka. Sedangkan pengikut Rasulullah semakin banyak.

EMBARGO TERHADAP BANI HASYIM DAN BANI MUTHALIB
Dengan berbagai cara kaum Quraisy tidak berdaya untuk mematahkan gerakan islam, maka cara terakhir yang mereka lancarkan adalah mengadakan pemboikotan atau embargo terhadap kaum Bani Hasyim dan Bani Muthalib sebab dua keluarga itulah yang senantiasa membela dan melindungi Rasulullah.
Pemboikotan itu dengan jalan memutuskan segala macam hubungan dengan mereka baik itu hubungan dagang, hubungan perkkawinan dan ziarah menziarahi.
Dengan adanya embargo ini terpaksa Rasulullah dan para pengikutnya keluar kota Mekkah. Dua tahun lamanya mereka hidup dalam kekurangan dan kemiskinan. Sebenarnya banyak juga yang kaum Quraisy merasa iba dan kasihan melihat penderitaan Rasulullah dan para sahabatnya. Diam-diam mereka mengirim bahan makanan dan pakaian pada malam hari. Lama kelamaan bangkitlah beberapa tokoh Quraisy untuk menghentikan pemboikotan itu. Mereka merobek-robek perjanjian yang berisi dinsing Ka’bah. Dengan demikian keadaan kembali seperti sedia kala. Rasulullah dan para pengikutnya kembali masuk ke kota Mekkah. Namunn keadaan mereka tidak bertambah baik, kaum kafir makin giat melakukan penyiksaan dan penganiayaan.

TAHUN DUKA CITA BAGI RASULULLAH
Hampir sepuluh tahun sudah islam tumbuh di kota Mekkah. Baru saja kaum muslimin terlepas dari penderitaan akibat pemboikotan yang dilakukan kaum kafir Quraisy. Kini datang lagi cobaan yang berat dengan meninggalnya Khadijah, Istri Rasulullah dan Abu Thalib pamandanya. Padahal dua orang itulah yang menjadi tulang punggung peerjuangan Rasulullah selama ini.
Khadijah adalah seorang istri Rasulullah yang setia mendampingi dan membela Rasulullah diasaat yang paling sulit sekalipun. Dia tidak segan-segan mengeluarkan harta bendanya untuk kepentingan Islam dan kaum muslimin. Dia membela mati-matian ketika Rasulullah mendapat teror dari kaum kafir Quraisy.
Demikian pula Abu Thalib yang memiliki wibawa yang besar di mata kaum Quraisy, walaupun ia tidak mau masuk islam tetapi ia sangat sayang kepada Rasulullah dan membela Rasulullah dari penganiayaan kaum kafir Quraisy. Sehingga orang-orang kafir Quraisy. Berhitung seribu kali sebelum bertindak lebih jauh terhadap Rasulullah.
Kini keduanya telah tiada. Dan orang kafir Quraisy merasa mendapat angin segar untuk menghalang-halangi dakwah beliau. Mereka tidak segan-segan lagi untuk melakukan penganiayaan dan siksaan terhadap Rasulullah dan para pengikutnya.
Rasulullah begitu sedih terhadap cobaan ini. Apalagi disaat-saat terakhir Abu Thalib tetap tidak mau masuk islam.
Karena kehilangan kedua orang terkasihnya, maka tahun tersebut disebut dengan “Amul Huzni” atau tahun duka cita.

DAKWAH KE THAIF
Karena masyarakat Mekkah tidak banyak yang mau menerima ajaran agama islam, maka Rasulullah memutuskan pergi ke Yhaif untuk berdakwah kepada orang-orang Bani Tsaqif. Setibanya di Thaif, beliau langsung menuju para pembesar yang berkuasa di Thaif. Beliau bicara tentang Islam dan menngajak mereka beriman kepada Allah.
Namun sayang, mereka menolaknya secara mentah-mentah, bahkan menjawabnya dengan kasar sekali. Tidak hanya itu mereka kemudian melempari Rasulullah dan para sahabat dengan batu dan kotoran binatang. Zaid bin Haritsah yang turut serta dalam misi itu juga menderita luka-luka akibat lemparan batu penduduk Thaif ketika ia berusaha untuk melindungi keselamatan Rasulullah. Rasulullah pun tidak ketinggalan dan menderita luka-luka juga.

ISRA’ MI’RAJ
Setelah gagal mengajak penduduk Thaif untuk beriman kepada Allah, maka beliau kembal;I ke kkota Mekkah. Namun cobaan semakin berat. Ancaman disana sini terus mengintai dan siap beraksi.
Pada saat demikian, terjadilah peristiwa besar di satu malam yang terkenal dengan sebutan Isra’ Mi’raj.
Yaitu perjalanan Rasulullah pada malam hari dari Masjidil Haram di Mekkah menuju ke Masjiddil Aqsha di Palestina dan dilanjutkan ke Sidhrathul Muntaha menembus langit ke tujuh menghadap Allah.
Perjalanan itu sendiri terjadi dalam satu malam yaitu pada malam 27 Rajab tahun 11 setelah beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
Perjalanan ini untuk memenuhi panggilan Allah berupa Shalat lima waktu.
Dalam perjalanan ini beliau melihat berbagai peristiwa dan pemandangan yang dapat dijadikan pelajaran dan I’tibar dalam kehidupan.
Hikmah lain yang terkandunng dalam peristiwa Isra’ Mi’raj adalah untuk menghibur hati Rasulullah yang gundah setelah kematian Khadijah dan pamanda Abu Thalib sekaligus untuk menambah keyakinan beliau dalam menjalankan misi dakwah menyebarkan ajaran tauhid ke tengah-tengah ummat manusia yang sarat dengan cobaan dan rintangan. Dengan semakin bertambah kuatnya keyakinan Rasulullah diharapkan akan tabah dalam menghadapi segala ujian dan siksaan yang berasal dari orang-orang kafir.
Sedangkan bagi umat islam sendiri peristiwa Isra’ Mi’raj juga merupakan ujian kekuatan iman mereka. Mereka bisa bertambah yakin dan percaya akan kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah, sekaligus bisa juga mereka ingkar dan tidak mempercayai Rasulullah lagi karena menganggap peirstiwa isra’ Mi’raj adalah kejadian yang mengada-ada dan tidak masuk akal.

PENDUDUK YATSRIB (MADINAH) MASUK ISLAM
Pada musim haji datanglah kabilah dari kalangan berbagai penjuru kota Mekkah. Diantara mereka datang pula jamaah orang Kharajj dari Yatsrib (Madinah). Sebagaimana biasa pada musim haji Rasulullah menyampaikan dakwahnya. Orang-orang Yatsrib yang sudah memahami isi kitab Taurat dari bangsa Yahudi telah mengetahui akan datangnya Nabi akhir Dzaman yang bernama Ahmad atau Muhammad. Sebab itulah ketika Rasulullah menyampaikan dakwahnya mereka langsung menerimanya.
Setelah mereka pulang ke yatsrib, mereka menyampaikan hal itu kepada Saudara-saudara dan kerabatnya bahwa Nabi yang dijanjikan itu sudah datang di negeri Mekkah.
Demikianlah setiap musim haji datang makin banyak pula orang-orang Yatsrib yang masuk islam dan bersumpah setia akan membela Rasulullah dan Agama Islam. Dengan demikian sudah banyak sekali orang-orang Yatsrib yang memeluk agama islam.

HIJRAH KE YATSRIB (MADINAH)
Mekkah dirasakan oleh Rasulullah sudah tidak aman dan nyaman lagi baginya dan para pengikutnya untuk meneruskan dakwah. Sementaraorang-orang Yatsrib setiap hati makin banyak yang masuk islam dan merindukan kedatangan Rasulullah di kota mereka.
Maka kemudian Rasulullah memerintahkan para pengikutnya untuk pindah ke Yatsrib. Berangkatlah para pengikut Rasulullah ke Yatsrib, mereka ikhlas meninggalkan harta benda dan rumah-rumah mereka demi memenuhi perintah Rasulullah.
Sedangkan Abu Bakar dan Rasulullah akan berangkat menyusul mereka dibelakang hari.
Kabar tentang hijrahnya kaum muslimin segera tercium oleh kaum kafir Quraisy. Mereka sepakat untuk membunuh Rasulullah. Namun rencana mereka gagal . allah melindungi Rasul-Nya. Setelah melalui berbagai rintangan, akhirnya Rasulullah sampai di kota Quba’. Masjid inilah yang pertama didirikan oleh ummat islam.
Setelah empat hari beristirahat di Quba’ beliau meneruskan perjalanan ke Yatsrib. Setibanya beliau disana disambut dengan suka cita oleh penduduk Yatsrib yang sudah lama merindukan kedatangan beliau.

FATHU MAKKAH, TONGGAK KEMENANGAN UMMAT ISLAM
Ternyata dari Yatsrib inilah Rasulullah kemudian dapat menyusun kekuatan dan barisan. Beliau dapat membina ummat dengan sempurna. Kemudian nama Yatsrib dirubah menjadi Madinatun Nabawy atau terkenal dengan sebutan Madinah saja.
Di Madinah ini beliau membentuk angkatan perang dan mengatur strategi peperangan.
Sejarah kemudian mencatat dengan tinta emas, bahwa Muhammad bukan hanya seorang Nabi dan Rasul semata melainkan lebih dari itu, Muhammad adalah seorang Kepala Negara, seorang ahli tata Negara, panglima perang yang tangguh dan seorang ayah yang dapat menjadi tauladan bagi putra-putrinya.
Sesudah terjadi perang baddar, perang uhud, perang tabuk, perang mu’tah, perang Khibar, perang Ghatafan, perang Ahzab/ Khandaq, perang Hunain dan berbagai peperangan lainnya, akhirnya Mekkah pun jatuh kedalam kekuasaan beliau bersama kaum muslimin.
Dengan jatuhnya kota Mekkah maka segera berakhir pulalah tugas kenabian beliau selama kurang lebih dua puluh tiga tahun, 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah.
Pada saat haji Wada’ yakni haji perpisahan dengan Rasulullah, beliau menerima wahyu terakhir yang menandai kesempurnaan islam yakni surat Al-Maidah ayat 3 yang artinya :
“Hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku padamu dan Aku rela Islam menjadi Agamamu.”
Sesudah melaksanakan haji Wada’, pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal hari Senin tahun 11 Hijriyah beliau menghadap Allah pada usia 63 tahun bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632 Masehi.
Beliau di makamkan di Madinah. Hingga kini makam beliau selalu ramai dikunjungi oleh jutaan kaum muslimin dari seluruh penjuru dunia ketika mereka melaksanakan ibadah haji. Beliau tidak meninggalkan warisan berwujud materi, tetapi beliau meninggalkan dua perkara yakni Al-Qur’an dan Sunnahnya. Siapapun yang berpegang teguh pada keduanya, niscaya ia tidak akan tersesat buat selamanya.

Jumat, 04 Februari 2011

3. KISAH NABI NUH AS

Nabi Nuh adalah Nabi keempat setelah Nabi Adam as. Beliau adalah putra Lamik bin Matusyalih bin Ukhnuk (Idris) bin Yarid bin Mihlai bin Qinan bin Anusy bin Syits bin Adam as.
AJAKAN NABI NUH KEPADA KAUMNYA
Nabi Nuh menerima wahyu kenabian tatkala dalam masa kekosongan diantara dua Rasul. Dalam masa kekosongan itu, manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama Allah dan kembali menjadi syirik, meningggalkan kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksyiatan dibawah anjuran iblis. Nabi Nuh diutus oleh Allah di daerah Armenia yakni ketengah-tengah masyarakat yang sedang menyembah berhala, tepatnya. Yaitu patung-patung yang dibuat oleh mereka sendiri. Menurut mereka berhala itu mempunyai kekuatan ghaib yang diatas kemampuan manusia. Dan mereka menamakannya sesuai dengan kemauan mereka sendiri. Kadang-kadang mereka menamakannya “Wadd” dan “Suwa”, terkadang juga mereka menamakannya “Yaghust”,”Ya’ud” dan “Nasr”. (QS. Nuh : 23).
Nabi Nuh mengajak kaumnya untuk berfikir. Ia mengjak kaumnya melihat alam semesta ciptaan Allah. Langit dengan bulan, bintang dengan mataharinya. Bumi dengan kekayaan yang diatas dan dibawahnya, berupa hewan, tumbuhan dan air yang mengalir. Pergantian siang dan malam. Semua itu menjadi bukti dan tanda kebesaran Allah.
Kemudian Nabi Nuh juga memberi kabar bahwa akan ada ganjaran berupa surga dengan ssegala kenikmatannya bagi mereka yang beramal saleh dan neraka dengan segala kepedihan siksanya yang disediakan bagi mereka yang membangkang dan ingkar terhadap perintah dan ajaran Allah serta bergelimang dalam lumpur dosa.
Dakwah Nabi Nuh dilakukan dengan penuh semangat dan kegigihan, baik siang maupun malam, sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Beliau termasuk orang yang cerdas, fasih berbicara, tajam pemikirannya, pandai berdiskusi, bersifat sabar dan tenang. Nabi Nuh diangkat menjadi Nabi dan Rasul tatkala beliau berusia 450 dan wafat pada usia 950 tahun. Dengan demikian Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya selama lima abad atau 500 tahun meski demikian, pengikut Nabi Nuh hanya sedikit yakni tidak lebih dari seratus orang.
Umat Nabi Nuh banyak yang ingkar. Jika Nabi Nuh mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah umatnya selalu menentang dan mengejeknya.
Para pengikut Nabi Nuh kebanyakan adalah para fakir miskin dan golongan ekonomi lemah. Para bangsawan, orang-orang kaya dan terpandang dimata masyarakat kebanyakan menentangnya dan memusuhinya.
Pada suatu ketika orang-orang kafir hendak menipu Nabi Nuh. Mereka mengatakan bahwa mereka mau mengikuti ajaran Nabi Nuh jika Nabi Nuh bersedia mengusir para pengikutnya yang terdiri dari fakir miskin dan golongan ekonomi lemah. Tetapi akhirnya Nabi Nuh menolak permintaan mereka.
Kecerdasan dan kefasihan Nabi Nuh mengalahkan segala hujjah orang kafir sehingga orang-orang kafir itu semakin jengkel dan bahkan menetangnya Nabi Nuh.
Mereka berkata : “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah membantah kami dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkalah kepada kami adzab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang yang benar”.
Nabi Nuh menjawab : “Hanya Allah yang mendatangkan adzab itu kepada kalian jika Dia menghendaki dan tidak sekali-kali tidak akan dapat melarikan diri. Tidaklah bermanfaat kalian. Dia adalah Tuhan kalian. Dan kepan-Nyalah kamu dikembalikan”.
Dengan keterlaluannya kaum Nabi Nuh itu mengingkari ajaran Allah. Mereka bahkan mengejek dan menhina Nabi Nuh sebagai orang yang bodoh, dungu dan gila.
Namun Nabi Nuh sebagai utusan Allah tetap melaksanakan tugas keRasulannya untuk menyampaikan dakwah. Dan orang-orang kafir semakin keras menentangnya bahkan mereka malah mengancamnya.
“Sungguh jika kamu tidak mau berhenti berdakwah”, kata mereka. “Maka kami akan merajammu beramai-ramai”. (QS. Asy- Syur’ara : 105-122).
NABI NUH BERPUTUS ASA DARI KAUMNYA
Setelah dakwah yang disampaikan mengalami jalan buntu dan jumlah kaumnya tidak lagi bertambah maka Nabi Nuh mengadukannya kepada Allah.
Nabi Nuh berdo’a : “Ya Tuhanku, janganlah engkau memberikan satu orang pun dari orang-orang kafir itu tinggal diatas permukaan bumi. Sesungguhnya jika engaku membiarkan mereka tinggal niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan anak ,kecuali anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir”. (QS. Nuh 24).
Allah mengabulkan do’a Nabi Nuh. Allah beri petunjuk agar Nabi Nuh membuat kapal sangat besar. Dengan kapal itu Nabi Nuh dan kaumnya yang beriman akan selamat. Semuanya binasa (QS. Al-A’raaf 59-64 ; Al-Ankabut : 14-15).
Selagi Nabi Nuh dan para pengikutnya membuat kapal diatas bukit , kaumnya yang kafir mengolok-olok dan mengejeknya.
“Lihat Nuh semakin gila saja, masak dimusim panas begini dia membuat kapal. Di atas bukit lagi. Sungguh dia betul-betul miring otaknya.
Diantara mereka bahkan ada yang berani membuang kotoran di dalam kapal yang belum selesai di buat itu. Tentu saja mereka lakukan hal itu ketika Nabi Nuh dan para pengikutnya tidak ada di tempat tersebut. Akibatnya Allah membalas perbuatan mereka dan menjadikan orang yang membuang kotoran di dalam kapal menjadi sakit perut dan tak seorangpun yang mampu mengobatinya. Dengan merenge-renge mereka dating kepada Nabi Nuh untuk mengobatinya. Nabi Nuh hanya menyuruh mereka membersihkan kotoran mereka yang ada di atas kapal tersebut. Dan sakit perut mereka kemudian sembuh.
BANJIR BESAR MEMBINASAKAN ORANG-ORANG KAFIR
Setelah kapal selesai dibuat, sesuai dengan wahyu Allah, NAbi Nuh mengajak kaumnya memasuki kapal. Nabi Nuh juga membawa serta berbagai pasang binatang dalam kapal tersebut.
Tidak berapa lama setelah kaum Nabi Nuh dan berbagai pasang binatang memasuki kapal yang besar itu, langit yang tadinya cerah, tiba-tiba berawan. Mula-mula awan yang datang hanya tipis. Tetapi kemudian makin lama makin tebal dan akhirnya jadi mendung yang hitam pekat. Angin pun mulai berhembus. Bersamaan dengan turunya hujan lebat, maka air dalam bumi pun memancar dengan derasnya ke permukaan.
Hujan turun makin lebat. Belum pernah terjadi hujan selebat itu. Rumah-rumah muali terendam air.Ditambah lagi dengan hembusan angin yang kencang, membadai semakin membuat orang-orang kafir panik dan kebingungan.
Dari kejauhan, Nabi Nuh salah seorang putra kesayangannya Kan’an sedang berlari-lari menuju puncak bukit untuk mencari perlindungan dari air bah yang kian meninggi. Nabi Nuh memanggil-manggil Kan’an.
Hai anakku, kemarilah. Naiklah kedalam kapalku maka kau akan selamat!”.
Tetapi Kan’an dengan sombongnya terus berlari. Ia tak menghiraukan pangglian ayahandanya. Ia mengira banjir itu hanya bencana alam biasa yang akan segera reda, maka ia terus saja berlari mendaki gunung. Memang Kan’an addalah putra Nabi Nuh yang tidak mau mengikut ajaran Ayahandanya dan lebih hidup bersama-sama kafir, karena itu ia tidak mau menumpang di kapal ayahandanya. Nabi Nuh merasa sedih sekali melihat putranya yang tidak mau mengikuti ajarannya. Kemudian beliau berdo’a kepada Allah agar menyelamatkannya (QS. Nuh : 25-28).
Tetapi Allah berkehendak lain. Allah menolak do’a Nabi Nuh sebab walaupun Kan’an putra Nabi Nuh sendiri, tetapi Kan’an tidak mau beriman.
Berdasarkan suatu riwayat kapal Nabi Nuh dan para pengikutnya berlayar selama 40 hari dan berlabuhh di bukit Al-Judi. Sesudah itu, banjir pun reda dan surut dengan perlahan. Orang-orang kafir dan penentang Nabi Nuh semua binasa tak tersisa. (QS. Hud : 37-48).
Dengan demikian hanya orang-orang beriman dan para pengikut Nabi Nuh yang hidup menempati bumi sebagai penghuni.

2. KISAH NABI IDRIS AS

Nabi Idris adalah keturunan Adam as. Silsilah lengkapnya adalah Nabi Idris bin Yarid bin Mihlai bin Qinan bin Anusy bin Syits bin Adam as nama asli beliau adalah Ukhnukh. Disebut Idris karena beliau dering membaca kitab Nabi Adam as. Beliau adalah kakek dari ayah Nabi Nuh as, beliau adalah orang pertama yang menulis dengan pena, menjahit pakaian, memakai pakaian terjahit karena sebelum beliau, manusia hanya memakai pakaian dari kullit bianatang. (Al- Maraghi XVI :66).
Beliau memahami ilmu perbintangan (Falak/astronomi) dan ilmu hitung (matematika). Beliau jugalah yang mula-mula membuat senjata dan menggunakan persenjataan dalam memerangi orang-orang durhaka. Karena di zaman beliau, banyak orang yang melanggar larangan syara’ terutama anak cucu Nabi Adam dari keturunan Qabil. Beliau ahli nasihat dan pandai berbicara dengan kata-kata penuh hikmat.
Menurut satu riwayat Nabi Idris bermukimdi negeri mesir. Beliau menjalankan misi dakwah untuk menyiarkan agam Allah ; mengajarkan tauhid dan beribadah kepada Allah. Beliau memberikan pelajaran kepada kaumnya untuk menyelamatkan diri dari siksaan neraka di akhirat dan kesengsaraan hidup di dunia. Beliau diangkat menjadi Nabi dikala berumur 62 tahun. Diantara beberapa nasihatnya antara lain sebagai berikut :
1. Kesabaran yang disertai dengan keimanan kepada Allah akan membawa kemenangan.
2. Orang yang berbahagia adalah orang yang mawas diridan mengaharap syafaat dari Allah dengan amalan-amalan salehnya.
3. Janganlah kamu bersumpah dalam keadaan berdusta supaya kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
4. Janganlah iri terhadap orang yang bernasib mujur, karena mereka tidak akan lama menikmati nasib mujurnya.
5. Barang siapa yang meninggalakan kesederhanaan/hidup berlebihan dan befoya-foya, maka tidak ada sesuatupun yang memuaskannya.
6. Kehidupan orang itu hendaknya mengandung hikmah. (QS. Al-Anbiya : 85-86).
Beliau juga memerintahkan kaumnya agar membayar zakat untuk orang-orang lemah dan mengharamkan segala minuman yang memabukan.
Menurut tafsir Ibnu abi Hatim, Nabi Idris wafat ketika berada di langit keempat di bawa oleh malaikat. Disebutkan dalam Al-Qur’an.
Dan ceritakanlah, (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Idris dalam Al-Qur’an. Sesungguhya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan nabi. Dan kami telah mengangkatnya kederajat yang lebih tinggi”. (QS. Maryam : 56)

Kamis, 27 Januari 2011

1. KISAH NABI ADAM AS

KEJADIAN LANGIT DAN BUMI

Sebelum Adam tercipta, Allah swt. Tela menciptakan langit, bumi beserta isinya : gunung laut, tumbuhan, hewan, bintang-bintang, planet-planet dan sebagainya. Matahari diciptakan sebagai sumber panas, sumber cahaya dan sumber energi bagi makhluk lainnya. Bulan dan bintang diciptakan sebagai penerang disaat malam.
Langit dan bumi oleh Allah diciptakan dalam waktu enam hari atau enam masa. (QS. Hud ; 7).
Sedangkan satu hari atau satu masa disisi Allah swt. Sama dengan kira-kira seribu tahun menurut perhitungan manusia.
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Apabila Dia menghendaki untuk menciptakan sesuatu, maka Dia cukup berfirman : “KUN” (Jadilah), maka jadilah apa yang di kehendaki-Nya.
KEJADIAN MALAIKAT
Sesudah menciptaka langit dan bumi maka Allah menciptakan makhluk yang bernama Malaikat. Malaikat diciptakan oleh Allah dari Nur atau cahaya. Malaikat diciptakan sebagai makhluk yang selalu taat, tunduk, patuh dan senantiasa berbakti kepada Allah . Sama sekali tidak pernah berbuat durhaka atau mak’siat kepada-Nya.
Malaikat dikarunia akal tetapi tidak di karuniai nafsu seperti manusia. Karena itu malaikat tidak makan, tidak minum dan tidak bersyahwat.
Malaikat tidak pernah melakukan dosa. Tidak berjenis laki-laki maupun perempuan serta memeiliki atau menghuni alam tersendiri yakni alam ghaib yang sehinga wujud aslinya, tidak dapat dilihat oleh mata manusia.

KEJADIAN JIN / IBLIS
Jin diciptakan dari api yang sangat panas. Jin mempunyai jenis laki-laki dan perempuan. Jin ada yang patuh dan ada juga yang ingkar (kafir) terhadap perintah Allah. Jin yang ingkar (kafir) dan membangkang terhadap Allah tersebut iblis atau syetan. Iblis adalah nenek moyang syetan. Iblis dan keturunannya sangat ingkar kepada Allah dan sangat jahat, tidak ada kebaikannya sama sekali. Pekerjaan mereka adalah menggoda manusia agar tersesat dan mengikuti jejeak langkah mereka sehingga jatuh kedalam kubangan dosa dan akhirnya bersama-sama dimasukan ke neraka.
Permintaan iblis agar dipanjangkan umurnya sampai hari kiamat dikabulkan oleh Allah swt.

TERCIPTANYA NABI ADAM AS.
Sesudah alam semesta, langit dan bumi.Malaikat dan iblis ada, keudian Allah menciptakan makhluk yang akan menjadi pengatur dan pengelola bumi dan alam semesta. Hal ini diutarakan kepada Malaikat. Kemudian para Malaikat seolah kurang setuju dan berkata. :”Mengapa engkau akan menciptakan Manusia yang hanya akan berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka akan saling bermusuhan dan saling menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan) antar sesamanya. Bukankah kami senantiasa patuh dan mengagungkan namaMu ?.
Selanjutnya untuk melenyapkan kekhawatiran para malaikat ini Allah berfirman : “Sesungguh aku lebih mengetahui apa uang tiak kamu ketahui”. (QS.Al-Baqarah 30)
Mendengar firman Allah ini malaikat hanya terdiam. Kemudian Alla menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat dan lumpur hitam.
Setelah Adam terbentuk kemudian dihembuskanlah ruh padanya. Adapun dapat hidup, berjalan, berlari sebagai manusia sekarang. Sebagai calon pengatur dan pengelola alam semesta kepada Adam Allah mengaruniakan akal dan nafsu. Selain itu Adam juga dibekali ilmu dan hikmah. Inilah salah satu kelebian yang diberikan Allah kepada Adam.
Allah kemudian memerintahkan para malaikat untuk bersujud hormat kepada Adam. Para malaikat pun dengan serta merta segera bersujud kepada Adam demi memenuhi perintah Allah. Tetapi iblis menolak dan membangkang terhadap perintah Allah. (QS. Al-Baarah : 34)
“Apakah yang membuat engkau tidak mau bersujud kepada Adam ?”.
“Saya lebih baik dari pada Adam enkau ciptakan saya dari api sedangkan Adam engkau ciptakan dari hanya dari tanah” Kata iblis sambil menyombongkan diri. Ini hanyalah pendapat iblis sendiri. Sedangkan Allah lah yang maha mengetahui siapa sebenarnya yang lebih mulia.
Allah murka mendengar jawaban iblis yang menunjukan kesombongan tersebut. Kemudian Allah berfirman : “Hai iblis keluarlah dari surga. Sungguh engkau tak patut tinggal di sini lagi dan terkutuklah engkau selama-lamanya”.
Iblis berkata : “Wahai Tuhan kami engkau kutuk dan engkau usir aku dari surga karena Adam. Saya rela. Tetapi kabulkanlah permohonanku. Tundalah ajalku, panjangkanlah umurku hingga hari kiamat nanti.
Permohonan iblis dikabulkan oleh Allah. IA akan dibiarkan hidup sampai hari kiamat.
Kemudian iblis bersumpah : “Ya. Tuhan. Karena engkau telah menghukum saya sebagai yang tersesat, maka saya akan menghalang-halangi Adam yang seluruh keturnannya dari jalanMu yang lurus. Saya akan menghalang-halangi mereka dari segala penjuru. Dari kanan, dari kiri, dari muka, dari belakang maupun dari atas dan bawah !. (QS. Al-hijr 28-44; Al-Araf :11-18; Shaad :71-85).
Demikianlah sumpah iblis. Ia bertekad untuk menyesatkan Adam dan seluruh keturunanya agar mereka menjauhi perintah Allah dan berbuat kerusakan serta saling berbunuh-bunuhan satu sama lain.
Allah berfirman : Untuk melawan segala bentuk tipu dayamu itu, Aku menganugerahi akal. Dengan akal itu Aku akan membimbing mereka dengan petunjuk-petunjuk (Agama) Aku tuntun mereka akan kejalanKu yang lurus. Denga akal itu pula manusia akan dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Siapa yang tidak mau menggunakan akalnya. Merekalah yang dapat kau sesatkan. Merekalah yang dapat kau sesatkan. Mereka yang tersesat itu akan mempertanggung jawabkan perbuatanya kepada-Ku kelak di hari kiamat !”.
Mendengar firman Allah tersebut semakin memuncaklah kebencian iblis kepada Adam. Kemudian iblis berusaha mencari titik kelemahan Adam agar dapat melaksanakan niatnya menyesatkan Adam dan seluruh keturunannya. Akhirnya iblis menemukan titik kelemahan Adam yakni terletak pada nafsunya. Karena denga nafsunya manusia cenderung berbuat keburukan jika ia tidak pandai-pandai mengendalikan hawa nafsunya, maka terbuka lebarlah kesempatan iblis untuk menjerumuskan manusia kedalam kesesatan.
Sebagai calon pengatur dan penglola alam semesta kepada Adam Allah menganugerahkan akal dan nafsu. Selain itu Adam juga dibekali ilmu dan hikmah. Allah mengajarkan nama-nama benda yang dilihatnya. Dengan demikian Adam yang awal diberikan Allah sebagai calon pengatur dan pengelola bumi.
Allah berfirman kepada para Malaikat : “Sebutkanlah kepada-Ku. Nama-nama benda itu!”.
Maha Suci Engkau ya Allah. Tidak ada sesuatu yang kami ketahui kecuali yang telah engkau ajarka kepada kami. Hanya engkaulah yang Maha mengetahui segala sesuatu, kata para malaikat dengan penuh ta’zim.
Hai Adam. Beritahukanlah nama-nama benda itu kepada mereka ?’ firman Allah.
Kemudian Adam pun menyebutkan nama-nam benda yang dimaksud satu-persatu. Para malaikat terkagum-kagum seraya memberi hormat. (QS. Al-Baqarah 33)
“Bukankah sudah Aku katakan bahwa Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”, Firman Allah kemudian.
Para malaikat kemudian memuja Allah dan memberi hormat, kepada Adam. Mereka merasa bahwa Adam memiliki kelebihan yang tidak mereka miliki.
Allah memberi Adam sebuah tempat yang nyaman dan sentosa yaitu surga. Tempat ini sangat indah, damai dan permai. Di tempat ini segala kebutuhan Adam terpenuhi. Semuanya telah tersedia. Kebun surga penuh dengan buah-buahan yang lezat rasanya. Air sungainya jernih dengan berbagai macam air yang dapat diminum. Ada sungai madu, ada sungai susu dan ada pula sungai arak yang tidak memabukan. Ada perabot-perabot seperti gelas dan lain sebagainya yang tertata rapih dan serba teratur. Pohon, tetumbuhan, rerumputan, semuanya tertata rapi dan indah. Terasa amat sejuk dan nyaman.
Adam merasa sangat senang. Ia berkeliling-keliling di sekitar taman surga yang indah, tetapi tetap saja ia merasa kesepian karena tidak mempunyai teman. Padahal ia meliahat semua makhluk yang ada disurga berpasang-pasangan.

TERCIPTANYA IBU SELURUH MANUSIA
Rasa sepi dan letih membuat Adam mengantuk dan tertidur. Ia tertidur pulas di bawah pohon yang teduh dan rindang.
Alla Maha Tahu segala sesuatu tentang makhluk-Nya. Dia mengetahui apa yang tergerak dalam hati Adam. Adam membutuhkan teman atau pasangan. Maka disaat dia tidur Allah menciptakan lagi. Manusia sebagai teman dan pasangan hidup Adam. Allah menciptakan manusia lagi dari tulang rusuk Adam sendiri. Manusia yang diciptakan ini berbeda jenis dengan Adam. Ia adalah seorang Wanita dan dinamakan Hawa.
Ketika Adam bangun dari tidurnya Ia terkejut bukan kepalang. Adam mengusap-ngusap kedua belah matanya seolah-ola tidak percaya. Disampinnya duduk seorang wanita yang anggun, cantik dan mempesona. Adam merasa sangat kagum dan tertarik dengan wanita disampingnya kaena Allah telah membekalinya dengan nafsu termasuk nafsu terhadap lawan jenisnya.
“Siapakah engkau ? Mengapa engkau berada disini ?”. Tanya Adam.
Dengan tersenyum Hawa menjawab : “Aku adalah Hawa yang diciptakn oleh Allah untuk menjadi teman hidupmu.
Hati Adam sangat gembira mendengar jawaban itu. Ia memuji Allah dan amat bersyukur kepada Allah yang telah mengabulkan keinginannya sehingga ia tidak akan pernah merasa kesepian lagi.
Hawa telah ditakdirkan Allah menjadi istri Adam. Sepanjang hari mereka bersuka ria di taman surga yang indah. Keduanya dapat bersenang-senang sepuas hati. Mereka boleh memakan-makanan atau buah-buahan apa saja yang tersedia di surga. Hanya satu yang dilarang oleh Allah yaitu mendekat dan memakan buah Khuldi. (QS. Al-Baqarah 35; Al-A’raf 19, Thaaha 155-199).

BUJUKAN IBLIS
Iblis telah bersumpah untuk menyesatkan Adam dan keturunannya. Ia berupaya keras agar Adam juga terusir dari surga seperti dirinya. Suatu ketika ia masuk ke surga. Kebetulan pada saat itu Adam dan Hawa sedang haus dan lapar, iblis datang mendekati dan berkata : Hai Adam nampaknya engkau dan istrimu sedang lapar dan haus. Makanlah buah yang ada di hadapanmu itu. Baunya pun sangat harum. Tentunya rasanya pun sangat lezat.
Adam tahu bahwa buah dihadapanya memang tampak lain dari buah-buah yang lain. Tapi ia tidak berputus asa. Pada suatu saat ia datang dan mendekati Adam lagi. Kali ini ia berkata : “Mengapa Allah melarang engkau memakan buah itu, kalian akn menjadi penghuni kekal di surga ini. Percayalah aku adalah seorang teman yang memberi nasihat kepadamu”.
Pendirian Adam dan Hawa tetap tidak tergoyahkan. Mereka tetap tidak mau menuruti godaan iblis itu. Untuk memakan buah khuldi itu.
Pada suatu ketika iblis datang lagi kepada Adam. Ia memilih saat yang tepat. Saat itu Adam dan Hawa baru saja berjalan-jalan keliling surga. Mereka kelelahan. Saat itu iblis datang dan berkata : “Hai Adam. Ketahuilah, Sebenarnya hanya golongan malaikat sajalah yang boleh memakan buah Khuldi itu. Sebab dengan memakan buah khuldi itu para malaikat akan tetap dapat hidup kekal di surga tanpa mengalami kematian”.
Adam dan Hawa tampak mulai tertarik mendengar perkataan iblis.
“Kami telah mendengar rahasia Allah sebelum kalian diciptakan”, sambung iblis. “Bahwa kalian tidak akan lama hidup disurga. Beberapa waktu lagi kalian akan dimatikan, karena itu kalian dilarang memakan buah khuldi itu (khuldun=kekal). Nah, jika kalian ingin hidup kekal di surga, maka makanlah buah khuldi itu. Rasanya sangat enak yang tidak ada duanya di surga ini. Sungguh bodoh kalian jika tidak menerima nasihatku ini.
Adam dan Hawa mulai terbujuk.
Iblis melanjutkan rayuannya. Aku berani bersumpah dihadapan kalian. DEMI ALLAH, aku sebenarnya hanya memberi nasihat kepada kalian karena aku merasa kasihan melihat kalian berdua. Larangan Allah itu hanyalah supaya kalian tidak dapat hidup kekal di surga ini”.
Hawa yang lemah hatinya kemudian menghampiri buah khuldi dan memetiknya. Terlebih lagi mereka merasa letih, lapar dan haus. Apalagi setelah mendengar ucapan iblis tersebut yang mengatak bahwa buah khuldi adalah buah yang paling lezat diantara buah-buahan di surga. Akhirnya mereka melupakan peringatan Allah. Keduanya lalu memakan buah khuldi itu. Apalagi buah itu memang sangat lezat rasannya, sehingga mereka lupa larangan Allah (QS. Al-Baqarah 36-37).
Allah sangat murka dan mencela perbuatan mereka Allah berfirman : “Bukankah aku telah melarang kalian berdua mendekati pohon itu dan aku berkata kepadamu bahwa syetan adalah musuh yang nyata bagimu”.
Adam dan Hawa merasa sangat menyesal sekali. Apalagi setelah memakan buah khuldi itu seluruh aurat mereka jadi terbuka. Mereka kebingungan dan berlarian kesana kemari sembari berusaha menutupi aurat mereka dengan dedaunan surga. Mereka sangat malu danketakutan mendengar firman Allah tersebut. (QS. Al-Araf 20-25).
Namun akhirnya Adam dan Hawa menyadari bahwa mereka tidak mungkin lari dari hadapan Allah Yang Maha Tahu.
Dengan tertunduk malu dan teramat seedih, menyesal atas dosa yang tela dilakukannya Adam dengan penuh penyesalan berkata : “Wahai Tuhan Kami. Kami tela berbuat salah terhadap diri kamu sendiri dan telah melanggar perintah-Mu, karena terbujuk rayuan iblis, maka sekiranya engkau tidak mengampuni golongan orang-orang yang rugi”.

ADAM DAN HAWA DITURUNKAN KE BUMI
Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun. Allah berkenan menerima taubat Adam dan Hawa. Keduanya diampuni, tetapi atas kesalahannya itu, mereka harus keluar dari surga yang penuh kenikmatan hidup. Ini memang sesuai dengan kehendak Allah yang telah menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi, pengatur dan pengelola bumi.
Maka berfirmanlah Allah : “Demi kemuliaan-Ku, kalian berdua harus meninggalkan surga ini. Kalian harus turun ke bumi yang telah lama terbentang. Disana segala keperluan da kebutuhan hidupmu telah tersedia. Tetapi kalian harus bersusah payah dan berkerja keras untuk mendapatkannya.
Selain Adam dan Hawa, Iblis juga diusir dari surga dan harus hidup di bumi walaupun di alam yang berbeda.
Firman Allah : “Turunlah kalian ke bumi. Di bumi kamu hidup. Di bumi pula kamu mati.Dari bumi itu kamu akan dibangkitkan. Di bumi kelak kamu dan cucumu akan mendapat godaan dan rayuan iblis agar anak cucumu akan celaka dan hidup sengsara. Namun kamu tidak perlu khawatir. Aku akan memberi petunjuk-petunjuk untuk mengikuti jalan-Ku yang lurus yaitu ajaran-ajaran agama. Barang siapa yang mengikuti petunjuk dan ajaran-ajaran-Ku, niscaya ia akan terhindar dari tipu daya dan bujuk rayu iblis”.
Demikian kemudian Adam dan Hawa harus turun ke bumi sesuai dengan perintah Allah. Mereka berdua turun ke bumi dengan keadaan terpisah. Konon Adam diturunkan di tanah India, sedangkan hawa diturunkan di tanah Arab.
Di bumi mereka harus menghadapi tantangan dan rintangan hidup yang amat berat untuk mempertahankan kehidupannya. Wajah b umi yang belum terjamah dengan tangan manusia keadaannya sangat menyeramkan. Gunung-gunung menjulang tinggi, jurang-jurang terjal menganga lebar, pohon-pohon raksasa tumbuh berserakan dimana-mana, sungai-sungai besar dan kecil membentang disana sini, hutan belantara amat lebat dan semak-semak membelukar dan binatang-binatnag buas baik yang besar maupun yang kecil berkeliaran mencari mangsa. Belum lagi tantangan berupa angin, badai, petir, hujan, panas matahari, gempa, topan maupun tantangan yang berasal dari gejala alam lainnya.
Selama bertahun-tahun keduanya saling mencari satu sama lain. Berkelana dan mengembara dari satu tempat ke tempat lain.Perjalanan yang di tempuh sangat menantang, sukar dan penuh bahaya. Derita dan sengsara benar-benar mereka rasakan. Namun Allah telah membekali mereka dengan akal untuk mengatasi kesulitan hidup di dunia. Akhirnya setelah mereka menempuh perjalanan panjang selama empat puluh tahun, mereka dipertemukan Allah di padang Araffah.
Betapa haru dan bahagia hati Adam dan Hawa. Adam sangat terharu dengan keadaan istrinya yang kelelaan da sangat memprihatinkan setelah melawan segala tantangan sepanjang perjalanan tanpa seorangpun sebagai kawan. Mereka berpelukan dan menangis penuh rasa terharu. Pertemuan mereka ini kemudian diperingati setiap tahun oleh umat islam seluruh dunia dengan adanya Wukuf di padang Arafah bagi yang menjalankan ibadah haji dan puasa Arafah bagi yang tidak menjalakan ibadah haji.
Kini mulailah keduanya menapaki lembar kehidupan yang baru sebagai cikal bakal manusia. Mereka kemudian mempati sebuah goa yang besar dan lebar sebagai tempat perlindungan dari segala gangguan dan ancaman hidup mereka. Goa itu terletak di dataran tinggi sehingga tidak mudah dijangkau oleh binatang buas dan tumpahan air bah dan hujan.
Dengan menggunakan akal yang telah dikaruniakan Allah, mereka mulai mengelola alam disekitarnya. Mereka menjinakan binatang untuk diternak dan diambil manfaatnya untuk kepentingan hidup mereka. Mereka juga telah mengelola lahan pertanian dan perkebunan bercocok tanam buah-buahan. Tantangan hidup yang demikian kerap telah menggerakan akal pikiran mereka untuk dapat mempertahankan hidup dan mencapai keadaan yang lebih baik.

KISAH QABIL DAN HABIL
Waktu terus berlalu. Seiring perjalanan waktu mereka di karuniai anak. Setiap Hawa melahirkan, selalu kembar laki dan perempuan.Pada tahun pertama setelah mereka dipertemukan. Hawa melahirkan sepasang anak kembar, lelaki dan perempuan. Yang lelaki diberi nama Qabil dan yang perempuan diberi nama iqlima.
Pada tahun berikutnya lahir lagi sepasang anak yang bernama Habil dan Labuda. Adam dan Hawa berharap dari anak keempat anak pertamanya ini akan berkembang biak secara luas untuk mengisi dan memakmurkan bumi Allah.
Di bawah asuhan ayah dan ibunya yang penuh cinta kasih keempat anak tersebut tumbuh dengan pesat. Adam dan Hawa tidak pernah membeda-bedakan kasih sayang diantara anak-anaknya. Baik laki-laki maupun perempuan mereka diperlakukan secara adil. Yang perempuan dididik sesuai dengan kodrat kewanitaannya yaitu menolong ibunya dan mengurus rumah tangga serta hal-hal lain yang menjadi tugas perempuan. Sedangkan yang laki-laki membantu ayahnya berusaha mencari nafkah sesuai dengan bakat masing-masing, Qabil berusaha dalam bidang peternakan.
Ketika mereka sudah menginjak dewasa, Allah memberikan petunjuk kepada Adam untuk mengawinkan putra-putrinya secara silang. Qabil harus kawin dengan saudara kembar Habil yang bernama Labuda. Sedangkan Habil harus kawin dengan saudara kemar Qabil yang bernama Iqlima. Inilah syari’at ini disampaikan oleh Adam kepada putra putrinya. Namun Qabil menolaknya mentah-mentah. Ia tidak mau kawin dengan labuda yang saudara kembarnya Habil. Ia tetap ersikeras untuk kawin dengan saudara kembarnya sendiri yakni Iqlima yang berwwajah cantik jelita.
Rupanya Qabil telah terbujuk oleh rayuan iblis sehingga ia lebih memperturutkan hawa nafsunya dari pada mempergunakan akalnya. Ia tidak mau menerima syari’at yang di sampaikan Ayahnya,Adam.
Adam adalah ayah yang arif dan bijaksana. Ia terus menasehati Qabil agar mau menerima keputusan syari’atnya yang telah ditetapkan oleh Allah. Namun Qabil tetap menolak. Akhirnya Adam memerintahkan kepada Qabil dan Habil untuk mempersembahkan Qurban. Biarlah Allah sendiri yang menyelesaikan masalah itu.
Maka dengan disaksikan oleh seluruh anggota keluarga Adam, Qabil dan Habil mempersembahkan qurban diatas bukit. Qabil mempersembahkan hasil pertaniannya. Ia sengaja memilihkan hasil pertanian dari jenis yang jelek. Sedangkan Habil mempersembahkan hasil ternaknya berupa kambing yang paling bagus yang sangat ia sayangi.
Dengar berdebar-debar mereka menyaksikannya dari jauh. Tak lama kemudian tampaklah api besar yang menyambar kambing persembahan Habil. Sedangkan gandum hasil pertanian Qabil masih tetap utuh sebagai tanda bahwa persembahan Habil tidak di terima.
Qabil berusaha memendam rasa kecewa dan sakit hatinya selama beberapa tahun. Lama-lama ia tidak bisa menahan diri lagi. Suatu hari ia mendatangi Habil di peternakannya. Bujuk rayu iblis telah memasuki jiwanya. Pada saat Habil lengah, Qabil memukul tepat kepala Habil dengan batu besar. Habil meninggal. Inilah pembunuhan pertama yang dilakukan oleh manusia.
Seluruh alam seolah-olah turut bersedih atas kematian Habil. Kini Qabil kebingungan menghadapi jenazah Habil. Ia berpikir keras bagaimana menyembunyikan jasad saudaranya itu. Ia tak tahu harus diapakan jasad tersebut. Ia berjalan kesana kemari sambil membopong jasad adiknya yang telah kaku. Rasa sesal pun mulai merayapi hatinya. Ia sangat menyesal dan sedih. Air matanya pun mulai berlinangan.
Allah memberikan ilham kepada Qabil dengan mengutus dua ekor gagak. Dua ekor burung gagak itu berebut untuk memakan mayat Habil. Akhirnya keduanya bertarung sampai akhirnya salah satu dari keduanya mati. Burung gagak yang masih hidup itu kemudian menggores-nggores tanh menggali lubang dengan menggunakan paruh dan kedua kakinya. Lalu memasukan bangkai saudaranya kedalam lubang tersebut dan menimbuninya dengan tanah.
` Dengan meniru cara burung gagak tersebut mengubur saudaranya, Qabil mengubur jasad Habil. (QS. Al-Maidah 27-31).
Sesudah mengubur jasad Habil, ia masih kebingungan dan belum berani pulang ke tempat tinggal mereka. Sebab jika ia pulang, tentunya ayahnya akan mempertanyakan kemana perginya habil. Rasa berdosa mulai membuat ketakutan sendiri.
Terlebih lagi dari puncak bukit ia melihat ayahnya datang tergopoh-gopoh menghampirinya. Qabil ketakutan. Akhirnya ia lari masuk ke hutan belantara, mendaki gunung dan menuruni lembah.
Adam dan Hawa sangat berssedih atas kejadian itu. Namun mereka pasrah kepada Allah dan menerimanya sebagai takdir dan kehendak-Nya. Ia bermohon agar dikaruniai kesabaran dan keteguhan iman. Mereka juga beristighfar memohonkan ampun bagi putranya Qabil.

Rabu, 26 Januari 2011

13.KISAH NABI DZUL KIFLI AS



     Nabi Dzul Kifli nama aslinya adalah Basyar bin Ayyub as. Beliau lahir dari istri Nabi Ayyub yang bernama Rahma. Beliau hidup di sebuah negara yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Sepeninggal ayahnya beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul untuk kaum Rum. Disebut Rum karena nenek moyang mereka benama Rum bin ‘Aish bin Ihak bin Ibrahim as.
    Pada suatu hari, sang raja mengumpulkan rakyatnya dan berkata : “Wahai rakyatku, siapakh diantara kalian yang sanggup berlaku sabar. Jika di siang hari melakukan puasa dan dimalam hari mendirikan shalat.
    Tak seorangpun yang menyatakan kesanggupannya akhirnya seorang anak muda yang bernama Basyar mengacungkan tangan dan menyatakan kesanggupannya.
    Sejak saat itulah Basyar dikenal dengan nama Dzul Kifli yang berarti orang yang memiliki kesanggupan. Berkat kesanggupannya itu, kemudian setelah sang raja mangkat, Dzul Kifli diangkat menjadi raja sebagai penggantinya. Dan sekaligus siangkat menjadi ketua hakim.
    Pada waktu malam, beliau selalu mendirikan shalat dan di siang hari selalu menjalankan ibadah puasa. Tidurnya di waktu malam hanya sedikit sekali.
    Pada suatu malam ketika nabi Dzul Kifli hendak berangkat tidur, datanglah seorang tamu. Tamu itu tidak lain adalah syetan yang hendak mengganggunya syetan hendak menggoda kesabaran nabi Dzul Kifli.
    “ Ada apakah gerangan saudara malam-malam begini datang kesini ? “ tanya nabi Dzul Kifli.
    Hamba adalah seorang musafir, brang-barang hamba dirampok orang ditengah jalan”, kata syetan tersebut yang menyamar sebagai orang tua.
    Datanglah besok pagi atau petang hari kata nabi Dzul Kifli kemudian. “Baiklah, Tuanku”, katanya.
    Akhirnya orang tua itu kembali.
    Esok harinya orang tua itu tidak datang, Padahal Nabi Dzul Kifli telah menunggunya dirua sidang Nabi Dzul Kifli menuggunya hingga petang hari . Namun orang tua itu belum datang juga padahal dia sudah berjanji akan datang.
    Pada malam berikutnya, ketika Nabi Dzul Kifli hendak berangkat tidur, orang itu datang lagi.
    “Menagapa engkau tiak datang pada saat sidang dibuka?” tanya Nabi Dzul Kifli.
    “Orang yang merampok hamba sangat cerdik, Tuanku. Jika waktu sidan dibuka barang hamba dikembalikannya. Dan jika sidang hendang ditutup barang hamba diranpasnya lagi”jawabnya.
    Pada suatu malam Nabi Dzul Kifli merasa sangat ngantuk lagi. Beliau telah berpesan kepada penjaga, agar segaera mengunci pintu dan pagar agar tak serongpun dapat menggangu. Sesudah itu Nabi Dzul Kifli berangkat tidur.Pada saat hendak membaringkan tubuhnya, terdengar suara ketukan pintu dari luar.
   “siapakah yang datang ?” tanya Nabi Dzul Kifli.
    Tak seorangpun.”Tuanku”, jawab prajurit penjaga dari luar. Nabi Dzul Kifli merasa heran karena jelas-jelas baru saja terdengar ketukan pintu. Lalu ia keluar dan memeriksa sekeliling rumah. Ternyata beliau menemuka seseorang. Beliau sangat heran, sebab semua pintu telah terkunci. Dari mana orang itu dapat masuk ?.
    “Kau bukan manusia, kau pasti syetan”, kata Nabi Dzul Kifli.
     Yah aku memang syetan yang datang hendak menguji kesabaranmu. Yah, memang benar kau dapat memenuhi kesanggupan seperti ucapanmu dulu.
    Memang Nabi Dzul Kifli adalah orang yang sangat sabar. Beliau tidak pernah marah kepada semua tamunya. Beliau selalu menggunak akal sehatnya.
    Pada suatu ketika terjadilah peperangandinegeri itu dengan para pemberontakyang durhaka kepada Allah SWT. Raja Dzul Kifli memerintahkan semua rakyat dan prajuritnya agar serentak maju ke medan perang tetspi rakyat menolak karena mereka takutberperang dan takut mati. Namun Raja Dzul Kifli tidak marah, sekalipun titahnya ditolak rakyatnya.
    Rakyat mau berperang asalkan Raja Dzul Kifli  mendo’akan agar Allah berkenan menjamin keselamatanmeerka agar tidak mati saat perang. Kemudian beliau berdo’a kepada Allah sesuai permintaan rakyatnya.
    Allah kemudian mewahyukan kepada nabi Dzul Kifli : “Aku telah mngetahui permintaan mereka. Aku telah mendengar do’amu dan do’amu telah ku kabulkan.
    Demikianlah akhirnya dalam peperangan itu mereka memperoleh kemenangan dan tak seorangpun yang mati menjadi korban perang. (QS.Al-Anbiyaa :85-86, Shaad : 48).
    Nabi Dzul Kifli wafat dalam usia 93 tahun di Syam.